Kita Masih Saja Berdiri di Situ


Kita Masih Saja Berdiri di Situ

Kita masih saja berdiri di situ
Terpaku pada waktu yang tak pernah memahami makna cinta

Segala, mungkin mimpi
Tak mampu membalut rindu
Di kesenyapan dinding waktu yang semakin penuh jelaga
Atau, sesumbar definisi kosong
Yang kupetik lewat dawai-dawai pesimis
Sekedar mencari substansi kebersamaan

(Kau malah mengajakku terbang mengitari
Pinus-pinus tua. Tapi, aku tak punya sayap seperti
capung atau elang)

Kita masih saja berdiri di situ
Terpana pada warna musim yang tak kunjung semi
Hanya untuk meraba sebuah janji yang tak pernah terucap

Kecuali, cobalah kau pahami!
Sebagian bentuk yang sirna: air mata
Kelak akan mendewasakanmu
Dan menyadari bahwa rindu telah memaksaku berloncatan
Meski harus menjadi kodok di kakimu

Aku masih saja berdiri di situ

Berteriak-teriak menggaungkan namamu dengan elegi yang masih tersisa: di antara kayu-kayu ulin yang terus saja beterbangan.

Banjarmasin, 010104

Tinggalkan komentar