NISAN BERLUMUR DARAH


Iseng-iseng blogwalking, akhirnya aku menemukan sebuah cerita yang heroik. Dan menurut data dari penulisnya, M. Jazuli Rahman (Klik), cerita tersebut memang pernah terjadi. Nisan Berlumur Darah, begitulah judul ceritanya. Aku kembali teringat cerita tentang Romeo dan Juliet serta Laila Majnun (Qais dan Laila) yang pernah kubaca, tapi ceritanya hanya fiktif belaka. Setahuku ada dua cerita yang sejenis, yang diyakini benar terjadi dan meninggalkan bukti sejarah, yakni cerita tentang Shah Jahan dan Mumtaj Mahal (Tajmahal, India) dan cerita ini. Entahlah….

NISAN BERLUMUR DARAH
Cerita Rakyat Martapura

Mashor adalah pemuda yang bertempat tinggal di desa yang sekarang sekitar Pekauman dan Teluk Selong. Mashor berasal dari keluarga yang miskin, tetapi mempunyai pendidikan yang tinggi dan budi akhlaknya tinggi. Dia mempunyai keahlian membaca Al-Quran yang sangat indah didengar. Mashor sebagai orang yang tidak mampu ikut bekerja di rumah Fatimah sebagai pembantu.

Fatimah merupakan gadis dari keluarga sangat kaya. Mereka tinggal disebarang desa Mashor, mungkin sekarang daerah Kampung Melayu. Orang tuanya merupakan pedagang yang mempunyai hubungan dagang keluar daerah. Terutama daerah Singapura.

Mashor sebagai pembantu mempunyai banyak pekerjaan yang harus dilakukannya seperti menimba air, memotong kayu, dan lain-lain. Hari demi hari, bulan demi bulan itu saja yang dilakukannya untuk membiayai hidup dan orang tuanya. Selama beberapa tahun Mashor bekerja dirumah kaya itu membuat Fatimah secara tidak sadar jatuh cinta kepadanya begitu juga sebaliknya. Tetapi karena adat yang menjaga ketat pertemuan antara perawan dengan bujangan membuat hubungan mereka tidak diketahui oleh keluarga.

Mashor sadar percintaan mereka pasti akan ditentang oleh keluarga Fatimah yang memegang adat keluarga. Mereka hanya akan menikahkan anak gadisnya hanya dengan orang yang sederajat dan mempunyai hubungan keluarga bangsawan dan pasti tentu harus pilihan keluarga. Tetapi Cinta di hati tidak bisa menolaknya.
Tidak lama kemudian hubungan mereka mulai diketahui orang tua Fatimah. Betapa marahnya orang tua Fatimah mengetahui hal demikian. Mereka memutuskan untuk menjauhkan Mashor dari Fatimah dengan menugaskan Mashor menjaga kebun karet dan ladang keluarga Fatimah di seberang sungai.

Kebun karet ini berada jauh dari rumah Fatimah, menujunya hanya bisa dengan perahu “jukung” karena melewati sungai yang kecil. Mashor diberikan pondok kecil untuk berteduh dan melakukan kegiatan sehari-hari. Setiap hari dia bekerja merawat kebun karet tersebut. Setiap hasil karet hanya orang suruhan keluarga Fatimah saja yang mengambilnya. Dia tidak diberikan kesempatan untuk ke rumah sang Majikan.
Fatimah mengetahui kabar Mashor hanya dengan meminta keterangan acil ijah, pembantu yang sering mengatarkan beras buat Mashor.

Suatu hari ada orang kaya bernama Muhdar yang masih ada hubungan keluarga dengan Fatimah badatang (melamar) ke rumah Fatimah dengan menggunakan satu buah kapal yang sangat besar sesuai dengan derajat kekayaan orang tersebut. Niat Muhdar disambut baik oleh keluarga Fatimah, mereka sepakat untuk mengadakan perkawinan besar-besaran. Hal ini tidak menjadi beban bagi Muhdar karena kakayaannya.

Fatimah sangat menentang niat orang tuanya yang menjodohkannya dengan Muhdar. Dia kenal betul perangai Muhdar. Walaupun kaya tetapi dia tidak mempunyai budi pekerti dan ilmu agama sebaik Mashor. Tetapi dia harus menjalankan dua pilihan yang sangat berat. Di satu sisi dia mempunyai pilihan dan cinta yang diyakininya membawa kebahagian di dunia dan di akhirat yaitu hidup bersama Mashor. Di satu sisi dia harus mengikuti perintah orang tuanya, dia sadar menyakiti hati orang tua adalah perbuatan yang durhaka. Akhirnya Fatimah pasrah terhadap perjodohan ini. Perjodohan yang dilandasi oleh harta, hubungan keluarga bukan oleh Cinta. Mashor yang berada jauh tidak mengetahui perjodohan ini. Semuanya yang datang ke gubuk Mashor bekerja selalu menutupinya. Mereka tidak ingin dipecat majikan jika menceritakan hal tersebut.

Akhirnya acara pernikahan dimulai, Muhdar datang dengan beberapa kapal besar yang membawa mas kawin atau jujuran. Ada kapal yang membawa isi kamar lengkap, ada kapal yang membawa perhiasan emas dan batu permata, ada kapal yang membawa pakaian wanita yang sangat indah-indah. Bagi mereka semua itu hal biasa, karena bisnis dagang keluarga ini ke Singapura berupa batu permata dan kain. Mereka mempunyai banyak pelanggan di Singapura. Pada jaman tersebut sungai Martapura digunakan sebagai jalur perdagangan. Kapal-kapal besar pedagang Martapura sering berangkat membawa barang dagangan ke Pulau Jawa dan Sumatera hingga Singapura dan Malaysia. Sesuai dengan jalur perdagangan dunia antara Malaysia dan pulau Sumatera.

Pada malam harinya ketika semua kelelahan. Muhdar dan Fatimah tidur di kamar penganten. Belum sempat malam pertama itu terjadi ternyata rumah Fatimah terbakar akibat api dapur lupa dimatikan. Muhdar lari keluar dengan segera tanpa memperdulikan Fatimah. Api semakin membesar Fatimah terjebak di dalamnya.
Mashor yang belum tidur melihat dari kejauhan warna merah di langit yang menadakan kebakaran. Dia yakin kebakaran itu berada di rumah Fatimah. Tanpa peduli aturan majikannya yang tidak memperbolehkannya mendekati rumah dia langsung berlari mengambil jukung. Setelah sampai di rumah Fatimah dia diberitahu bahwa Fatimah terjebak di dalamnya. Dengan kekuatan Cintanya dia terobos api dan menemukan Fatimah pingsan karena terlalu banyak menghirup asap. Dia angkat Fatimah melewati api yang besar. Dengan badannya dia melindungi Fatimah dari api dan kayu rumah yang berjatuhan. Setelah dia bawa keluar Mashor disambut Muhdar dengan merebut Fatimah dari pangkuan Mashor. Dengan demikian Mashor akhirnya mengetahui perkawinan tersebut. Belum sempat dia mendapatkan penjelasan, Mashor pingsan karena terlalu banyak luka bakar yang dialaminya.
Keluarga Fatimah memerintahkan agar mashor dirawat kembali di gubuknya tempatnya bekerja. Dan menginginkan agar peristiwa heroic ini jangan sampai diketahui Fatimah.

Subuh harinya mashor tidak bisa bertahan. Dia meninggal karena luka yang terlalu parah. Setelah sholat dzuhur dia dimakamkan di daerah perkebunan karet tersebut. Atau tepatnya sekarang berada di desa Tungkaran. Makam Mashor sederhana dengan nisan ulin. Untuk mencegah babi hutan kuburannya juga dipagar bambu.
Semuanya berada di pemakaman, baik teman-teman Mashor maupun keluarga Fatiamah. Tetapi Fatimah tidak mengetahui kematian ini. Dia masih lemah di kamar rumah Muhdar. Dia masih bertanya di dalam hati bagaimana dia bisa selamat, suaminya sendiri meninggalkannya saat kebakaran itu terjadi.

Sewaktu malam hari pertanyaan itu dikeluarkannya pada Acil Ijah yang sejak kecil merawatnya. Acil Ijah tahu betul perasaan Fatimah kepada Mashor. Karena tidak dapat mendustai tuannya yang sejak kecil dia pelihara tersebut akhirnya dia ceritakan peristiwa kebakaran itu.

Fatimah yang sangat rindu Mashor akhirnya menanyakan keberadaan Mashor. Dengan sangat hati-hati Acil Ijah menceritakan kematian Mashor dan memberitahukan letak kuburannya. Dia berjanji menemani Fatimah besok untuk ziarah ke kuburan Mashor.

Fatimah Sangat terpukul hatinya mengetahui pemuda yang melindungi dan dicintainya telah tiada. Menangislah Fatimah sejadinya. Setelah semua orang terlelap tidur, jam 3subuh tanpa sepengetahuan yang lain Fatimah keluar rumah. Dia tidak dapat menyimpan perasaan rindu dan dukanya. Tanpa menunggu siang dia bertekad harus menemukan ke kuburan Mashor. Dia tidak yakin kekasihnya sudah meninggal jika tidak menemukan kuburannya langsung. Dia seberangi sungai Martapura dan berjalan menyisir jalan setapak. Dia masih ingat letak kebun karet keluarganya ketika ayahnya pernah mengajak sewaktu kecil. Malam itu hari hujan dengan deras tetapi tidak menyurutkan hati Fatimah, di dalam hatinya hanya ada satu nama Mashor. Dipikirannya hanya ada satu wajah Mashor, pemuda yang sangat mengerti dirinya. Setelah tiba di kebun karet keluarganya, Fatimah tanpa sadar dan mungkin karena ilusi yang muncul karena obsesinya bertemu Mashor, dia melihat Mashor berdiri tersenyum kepadanya di tengah rintikan hujan. Tanpa berpikir panjang Fatimah berlari ingin memeluk tubuh kekasihnya melepaskan segala kerinduannya. Fatimah menabrak tubuh lelaki itu hingga terjatuh tanpa disadari pagar yang terbuat dari bambu yang melindungi kuburan Mashor menusuk tubuh Fatimah tepat di dadanya. Darah mengucur dan menetes di atas kubur Mashor dan melumuri nisannya. Fatimah meninggal dengan senyum dia yakin menemukan cintanya.

Link terkait
Fungsi sosial cerita rakyat “Nisan Berlumur Darah”

92 thoughts on “NISAN BERLUMUR DARAH

  1. Dangsanak barataan mun ada kesah abdullah teladan wan siti Misbah asal martapura tolong di buat jua….makasih bnyak

  2. ulun ada bahari waktu sekolah di martapura sekitar tahun 1996 manukar kaset tip kesah
    Mashor dan Fatimah ( nisan berdarah )
    abdullah teladan & siti misbah ( Tetesan air mata di akhir hayat )
    Taufiqurrahman & Jauhar latifah ( Suramnya cahaya iman di celah2 kilauan emas )
    manukarnya di pasar di bawah toko musafir, tapi wahini pina kadeda lg.. mun ada yg baisi tolong hubungi ulun, handak umpat marakam atau manukari kada papa jua..

    mun ada habari ulun lah 0813 5179 2677

  3. mun dingsanak mandangar kisah Guru Hamdani tu bisa tacicir-cicir wan kada bakaringan gigi.. he he
    tp sayang dlm kisah tu bnyak kata yg terlalu lugas, yg kurang sepantasnya di dengar oleh anak2..
    tp yg penting tinggal kita bisa memilah milih mana yg baik dan mana yg buruk..
    yahh.. setidaknya tinggal kita bisa menyikapinya..

    salam..

    • Mungkin kurang lebihnya ini. Kalau yg dikisahakan Ustad Hamdani itu tujuannya utk menghibur sekaligus mendidik, walau banyak protes dari warga, krn sidin bekisah nang pina parno. Tp yg jelas, mereka cukup terhibur

  4. umaiiilah sadih banar kisahnya, batu gin bisa umpat managis jua mandangar kisahnya, amun kada salah ini pernah di filmkan, salah satu pamainnya dewi yull..

  5. mun unda suah maliat film tu bahari di TVRI waktu unda hacut, tp kada ingat jua kesahnya wan tahunnya. saingat unda byk nang manangisan pang maliat film tu. mun pemainnya unda kd tahu jua.. tp kadada pang “dapur sabuah, kucing dua” nang kaya Hamdani Akbar.. he he

    • sinetron, judulnya Nisan Berlumur Darah, sutingnya di Martapura, di Telok Selong itu dan di seluruh tempat nang takesah dalam carita, tahun 90-an, TVRI wan Depdikbud rasanya baisi proyek tu, maolahakan visualisasinya cerita rakyat, legenda, tamasuk kesah dari buku-buku terkenal di zamannya kaya Sengsara Mambawa Nikmat (Tulis Sutan Pati-Padang, Sumatera Barat), Sitti Nurbaja-Marah Roesli, termasuk kesah di Banjar tu, sutradaranya arwah Irwinsyah (almarhum–lakinya Dewi Yull nang jadi Fatimah, nang jadi Mashur, kalo kada salah, hahaha, Gusti Randa…sorang kada jua manonton sinetron jadinya karena kada katuju kesah sedih tragedi kaya itu—tapi ini satu pananda sabujurannya urang banjar itu kalas dunia wan kada harat di kampung aja…

      • Mantap lih. Jakanya ada file atawa CDnya, handak ae sorang maliat. Suah pang mahubungi TVRI, tapi kadada tanggapan. Mun kakawanan ada nang beisian Filmnya, bisa di share di sini. Makasih dangsanaklah…

  6. uy.. ada jakah buhan kakawanan nih baisian kasit hartum ali mangisahakan abdullah taladan wan nang lainnya. asa handak mandangarakan pulang nah ada ja kah nang baisian? mun kawa di uplutakan am. makasih sabalum wan sasudahnya

  7. Ping-balik: Fungsi Sosial Cerita Rakyat “Nisan Berlumur Darah” « banua hujung tanah

  8. ulun orang tanah kaltim nah,tpi msh ada kturunan banjar jua,aku tahunya kisah maskur,sakalinya mashur lah ngaran bujurnya

  9. naah. . . .mun ksh nangini hnyar z pang thunya,tp versi ustadz hamdani,, LOCO BANAR BOSAE. . .Hahahaha

  10. naah. . . .mun ksh nangini hnyar z pang thunya,tp versi ustadz hamdani,, LOCO BANAR BOSAE. . .
    Bagabunglah dngsnak brataan d blog ulun arsyadruzhteria.blogspot.com hehe

  11. hankur hankur hankur isap kur………… wkwkwkwkwkwaa

    mun versi ust.hamdani semua tokohnya katju baruku

    Fatimah Baruku, umanya maskur baruku,apalagi maskurnya nyata banar baruku jua…

    *knapa nama blog nya banua hujung tanah..?? nama daerah di barabai kah..??

  12. assalamualaikum,kami di kuala tungkal jambi sumatra ,rasa suwah juwa mandangar kisah tu lewat rekaman hp oleh ustaz hamdani akbar ,ada rasa lucu,sadih campur-campur lah pokoknya oh ya salam haja buat bubuhan sabarataan di kalsel dari saya

  13. tolonglah ulahkan grub pesbuk hamdan akbar thelover masalahnya penggemarx banyak hingga tak terbendung untuk di kalimantantimur

  14. kesah mesan berlumur darah ini suah diolah sinetronnya di tahun awal 90-an; kada ingat lagi siapa nang jadi pemeran, tapi ingat sinetronnya pakai bahasa indonesia, hehehe,
    tapi settingnya tetap di telok selong itu—coba dapati bubuhan dosen sejarah di unlam atawa bubuhan seniman di taman budaya di banjar. rasanya abah Adjim Arijadi umpat berperan di sinetron itu.

    novi

  15. assalammualaikum sanak adakah ceramah sidin sepondok 2 cinta handak banar mandangar nah……………

  16. ternyata ada berbagai versi meninggalnya Mashur/Maskur, cerita dari org tua jg dari kakek & dari kakek jg dari bapaknya kakek .
    Mungkin disini usianya sama (Maskur/Fatimah) tp dilain mungkin usia mereka jauh berbeda .
    Ah, entahlah … Yg psti cerita ini andai diangkat ke sinetron mungkin lbh terkenal dibenua lain .
    Kpn ea ???

  17. KETIKA KECIL SAYA PERNAH MENDENGAR ABAH ULUN BAKISAH TENTANG NISAN BERLUMUR DARAH SAMA SITI MISBAH KERNA ABAH KITA ADALAH ARTHOM ALI YANG MANA PD JAMAN NYA BANYAK DIKETAHUI ORANG ANGKATAN DULU.

  18. kangen..dulu tahun 80an suah mdngar kisah macam ni dikaset..hanyar ingat jua namanya pas baca disini..artum ali..salam urang Banjar Samarinda..

  19. amank… ampun maaf ulun umpat betakun… adakah buhan piyan beisi rekaman kisah abdullah tauladan… namunya ada minta upload kan pang ulun suara rekaman mp3 nya,,, mkasih

Tinggalkan Balasan ke Zada Barabai Batalkan balasan